Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari bagaimana bangsa itu mendidik anak-anaknya. Pendidikan sebagai pilar untuk membangun kecerdasan dan pembentukan karakter kehidupan yang memberikan peranan penting dalam melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun dengan perkembangan zaman mulai dari adanya globalisasi hingga modernisasi telah menyebabkan pergeseran paradigma penddikan dalam pembangunan nasional dan karakter bangsa indonesia. Sebagaimana yang diutarakan oleh Slamet Sutrisno bahwa peradaban manusia modern yang ditopang oleh kinerja iptek (diantaranya) justru menampilkan wajahnya yang dumanized: yaitu manusia individualistik-materialistik, dan memudarkan semangat gotong royong. Lebih lanjut kehadiran peradaban modern-global akhirnya melahirkan paradoks, kemuliaan sebagai manusia berilmu tidak linier dalam menghasilkan manusia bermartabat, yang terjadi justru sebaliknya. Dalam kaitan ini, Habib Mustopo (1992: 11-12) juga mengemukakan, bahwa pergeseran dan perubahan nilai-nilai akan menimbulkan kebimbangan, terutama didukung oleh kenyataan masuknya arus budaya asing dengan berbagai aspeknya. Hal tersebut ditujukan melalui potret perkembangan pendidikan yang kini tengah mencapai banyak kemajuan tetapi masih banyak persoalan perilaku yang tidak sesuai dengan pancasila seperti tindakan asusila oleh pelajar, penggunaan narkotika, kasus bullying, perkelahian oleh pelajar dan masih banyak persoalan lainnya yang menjadi stigma negatif dalam dunia pendidikan. Secara fisolofis pendidikan merupakan sarana pembangunan dan pembentukan karakter sebuah bangsa. oleh karena itu pendidikan harus melahirkan generasi muda yang mengenalkan karakteristik, identitas, dan jati diri bangsanya sendiri. maka melalui pendidikanlah di tanamkan nilai-nilai budi pekerti sebagai modal dasar terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam konteks tersebut Ki hajar Dewantara selaku Bapak Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak dapat dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Tilaar juga menjelaskan bahwa pendidikan merupakan wahana yang paling wajar dalam menanamkan nilai-nilai keindonesian, dan sekolah adalah tempat untuk mengembangkannya, terutama bagi remaja usia sekolah. Pendidikan nasional mempunyai impact yang sangat besar dalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia karena pemuda sangat penting dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa. Pancasila yang menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik, memperkuat jati diri, dan berperan untuk mengentaskan Indonesia dari kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, ketertinggalan, dan berbagai hal lainnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MENGUKUR KINERJA DENGAN HR SCORECARD
Perusahaan perlu melakukan pengukuran atas kinerja mereka, karena ini akan menentukan berhasil atau tidaknya sumber daya manusia dalam men...
-
Kultur Jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan dan organ. semua organ ...
-
Assalamualaikum, senang sekali rasanya bisa berbagi sedikit cerita dan pengalaman yang pernah saya alami yaitu berkunjung ketempat yang ke...
-
Fotosintesis adalah proses pembentukan gula dan oksigen dari karbondioksida dan air yang terjadi pada organisme autrotof dengan menggun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar