Kamis, 04 Oktober 2018

Media Kultur Jaringan


Media merupakan tempat hidup dan sumber nutrisi  bagi tanaman  media sangat berpengaruh besar dalam keberhasilan eksplan dan kualitas bibit yang dihasilkan. untuk itu pembuatan media dan jenis media yang digunakan harus diperhatikan. Media yang digunakan yang telah jadi, ditempatkan pada tabung reaksi atau botol kaca.dimana media yang digunakan harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan alat yaitu autoklaf (Purwantara, 2012).
Pada umumnya komposisi utama media tanam kultur jaringan, terdiri dari hormon (zat pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur yang biasanya terdapat di dalam tanah yang dikelompokkan ke dalam unsur makro, unsur mikro. Hasil yang lebih baik akan dapat kita peroleh bila, kedalam media tersebut, ditambahkan vitamin, asam amino, dan hormon, bahan pemadat media (agar), glukosa dalam bentuk gula maupun sukrosa, air destilata (akuades), dan bahan organik tambahan (Gunawan, 1992).
·       Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik selain dari nutrient yang dalam jumlah yang sedikit (1 mm) dapat merangsang, menghambat, atau mengubah pola pertmbuhan dan perkembangan tanaman (Moore, 1979 dalam Gunawan, 1992). Zat pengatur tumbuh ini penting dalam pertumbuhan dan diferensiasi.
Contoh hormon kelompok auksin adalah 2,4 Dikloro Fenoksiasetat ( 2,4-D), Indol Acetid Acid (IAA), Naftalen Acetid Acid (NAA), atau Indol Buterik Asetat (IBA).
Golongan sitokinin berperan untuk menstimulus pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan tunas pucuk. Menurut Gunawan, 1992; 52 golongan ini sangat penting dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Sitokinin yang biasa digunakan dalam kultur jaringan adalah kinetin, ziatin, benzilaminopurin (BAP).
giberelin untuk diferensiasi atau perbanyakan fungsi sel, terutama pembentukan kalus. Hormon kelompok giberelin adalah GA3, GA2, dan GA1.

Penggunaan hormon auksin harus sesuai dengan dosis tidak boleh kurang maupun lebih karena jika penggunaan dosis tidak tepat maka akan menghambat pertumbuhan tanaman. 

·       Komposisi media dan perkembangannya didasarkan pada pendekatan masing-masing peneliti (Gunawan, 1992; 44). unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. hara makro tersebut meliputi, N,P,K,Ca,Mg,S,Mg,Fe .
Unsur hara mikro adalah hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro ini merupakan komponen sel tanaman yang penting dalam proses metabolisme dan proses fisioligi lainnya (Gunawan, 1992; 46). Unsur hara mikro tersebut diantaranya adalah : KL, Mn, Cu, CO, Mo, Zn, B.
·       Sumber karbon
Berupa sukrosa atau galaktosa, dapat juga fruktosa, laktosa, galaktosa, maltose atau pati. Konsentrasi yang digunakan sebesar 2-3%.
·       Vitamin
Vitamin yang paling sering digunakan dalam media kultur jaringan tanaman adalah thiamine (vitamin B1), nicotinic acid (niacin), pyridoxine (vitamin B6). Thiamine merupakan vitamin yang esensial dalam kultur jaringan tanaman karena thiamine mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel. Vitamin C, seperti asam sitrat dan asam askorbat, kadang-kadang digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah atau mengurangi pencoklatan atau penghitaman eksplan.
Mio-Inositol atau meso-insitol merupakan heksitol (gula alkohol berkarbon 6) sering digunakan sebagai salah satu komponen media yang penting, karena terbukti merangsang pertumbuhan jaringan yang dikulturkan (Yusnita, 2004;58).
·       Nitrogen organic
berupa asam amino, glutamin, asparagin, dan adenine yang dibutuhkan setelah terjadinya kalus. Tidak mutlak harus ada akan tetapi diperlukan untuk membantu memcah protein
·       Asam-asam organic
Berupa sitrat malat, sukinat atau fumarate. Asam- asam amino ini membantu dalam perumbuhan sel sel pada jaringan pada medium ammonium sebagai sumber nitrogen.
·       Substansi Kompleks
Berupa protein hidroksilat, yeast eksrak, dan zat organic tumbuhan seperti air kelapa, endosperm jagung dan macam-macam jus buah.
·       Agar- agar
Yaitu untuk media padat 0,8-1% kelarutan. Keuntungan dari pemakaian agar-agar adalah : Agar-agar membeku pada suhu 45° C dan mencair pada suhu 100° sehingga dalam kisaran suhu kultur, agar-agar akan berada dalam keadaan beku yang stabil,  Tidak dicerna oleh enzym tanaman, Tidak bereaksi dengan persenyawaan-persenyawaa penyusun media.

Macam-macam medium
1.     Metode semi padat
alasan digunakannya semi padat yaitu eksplan yang kecil mudah terlihat dalam media padat; selama kultur eksplan tetap berada pada orientasi yang sama; eksplan berada di atas permukaan media sehingga tidak diperlukan teknik aerasi tambahan pada kultur; orientasi pertumbuhan tunas dan akar tetap; dan kalus tidak pecah seperti jika ditempatkan pada media cair. Namun penambahan agar dalam beberapa kasus dapat menghambat pertumbuhan karena: agar mungkin mengandung senyawa penghambat yang dapat menghambat morfogenesis beberapa kultur atau memperlambat pertumbuhan kultur; eksudasi fenolik dari eksplan terserap oleh media yang menempel dengan eksplan sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan eksplan; agar harus dicuci bersih dari akar sebelum diaklimatisasi dilakukan (Adriana,2010).

2.     Metode Padat (Solid Method)
Media padat adalah media yang mengandung semua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman dan kemudian dipadatkan dengan menambahkan zat pemadat. Zat pemadat tersebut dapat berupa agar-agar batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng yang yang memang khusus digunakan untuk media padat untuk kultur jaringan. Media yang terlalu padat akan mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar sulit untuk menembus ke dalam media. Sedangkan media yang terlalu lembek akan menyebabkan kegagalan dalam pekerjaan. Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam.

3.     Metode Cair (Liquid Method)
Penggunaan metode cair ini kurang praktis dibandingkan dengan metode padat, karena untuk menumbuhkan kalus langsung dari ekspaln sangat sulit sehingga keberhasilannya sangat kecil dan hana tanaman-tanaman tertentu yang dapat berhasil.Oleh karena itu, penggunaan media cair lebih ditekankan untuk suspensi sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (prtocorm like bodies).Dari protokormus ini nantinya dapat tumbuh menjadi planlet apabila dipindahkan kedalam media padat yang sesuai. Pembuatan media cair jauh lebih cepat daripada media padat, karena kita tidak perlu memanaskannya untuk melarutkan agar-agar.Media cair juga tidak memerlukan zat pemadat sehingga keadaannya tetap berupa larutan nutrein

4.     Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi.

Daftar pustaka :
Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yusnita. 2004. Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien. Agromedia
              Pustaka. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGUKUR KINERJA DENGAN HR SCORECARD

Perusahaan perlu melakukan pengukuran atas kinerja mereka, karena ini akan menentukan berhasil atau tidaknya sumber daya manusia dalam men...