Media
merupakan tempat hidup dan sumber nutrisi bagi tanaman media sangat
berpengaruh besar dalam keberhasilan eksplan dan kualitas bibit yang
dihasilkan. untuk itu pembuatan media dan jenis media yang digunakan harus
diperhatikan. Media
yang digunakan yang telah jadi, ditempatkan pada tabung reaksi atau botol
kaca.dimana media yang digunakan harus disterilkan dengan cara memanaskannya
dengan alat yaitu autoklaf (Purwantara, 2012).
Pada
umumnya komposisi utama media tanam kultur jaringan, terdiri dari hormon (zat
pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur yang biasanya terdapat di dalam tanah yang
dikelompokkan ke dalam unsur makro, unsur mikro. Hasil yang lebih baik akan
dapat kita peroleh bila, kedalam media tersebut, ditambahkan vitamin, asam
amino, dan hormon, bahan pemadat media (agar), glukosa dalam bentuk gula maupun
sukrosa, air destilata (akuades), dan bahan organik tambahan (Gunawan, 1992).
· Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik selain dari
nutrient yang dalam jumlah yang sedikit (1 mm) dapat merangsang, menghambat,
atau mengubah pola pertmbuhan dan perkembangan tanaman (Moore, 1979 dalam
Gunawan, 1992). Zat pengatur tumbuh ini penting dalam pertumbuhan dan
diferensiasi.
Contoh hormon kelompok auksin adalah 2,4 Dikloro
Fenoksiasetat ( 2,4-D), Indol Acetid Acid (IAA), Naftalen Acetid Acid (NAA),
atau Indol Buterik Asetat (IBA).
Golongan sitokinin berperan untuk menstimulus pembelahan sel
dan merangsang pertumbuhan tunas pucuk. Menurut Gunawan, 1992; 52 golongan ini
sangat penting dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Sitokinin yang
biasa digunakan dalam kultur jaringan adalah kinetin, ziatin, benzilaminopurin
(BAP).
giberelin untuk diferensiasi atau perbanyakan fungsi sel,
terutama pembentukan kalus. Hormon kelompok giberelin adalah GA3, GA2, dan GA1.
Penggunaan hormon auksin harus sesuai dengan dosis tidak
boleh kurang maupun lebih karena jika penggunaan dosis tidak tepat maka akan
menghambat pertumbuhan tanaman.
· Komposisi media
dan perkembangannya didasarkan pada pendekatan masing-masing peneliti (Gunawan,
1992; 44). unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang banyak. hara makro tersebut meliputi, N,P,K,Ca,Mg,S,Mg,Fe .
Unsur hara mikro adalah hara yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sedikit. Unsur hara mikro ini merupakan komponen sel tanaman yang penting
dalam proses metabolisme dan proses fisioligi lainnya (Gunawan, 1992; 46).
Unsur hara mikro tersebut diantaranya adalah : KL, Mn, Cu, CO, Mo, Zn, B.
· Sumber karbon
Berupa sukrosa
atau galaktosa, dapat juga fruktosa, laktosa, galaktosa, maltose atau pati. Konsentrasi
yang digunakan sebesar 2-3%.
· Vitamin
Vitamin yang paling sering digunakan dalam
media kultur jaringan tanaman adalah thiamine (vitamin B1), nicotinic acid
(niacin), pyridoxine (vitamin B6). Thiamine merupakan vitamin yang esensial
dalam kultur jaringan tanaman karena thiamine mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan sel. Vitamin C, seperti asam sitrat dan asam askorbat,
kadang-kadang digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah atau mengurangi
pencoklatan atau penghitaman eksplan.
Mio-Inositol atau meso-insitol merupakan
heksitol (gula alkohol berkarbon 6) sering digunakan sebagai salah satu komponen
media yang penting, karena terbukti merangsang pertumbuhan jaringan yang
dikulturkan (Yusnita, 2004;58).
· Nitrogen organic
berupa
asam amino, glutamin, asparagin, dan adenine yang dibutuhkan setelah terjadinya
kalus. Tidak mutlak harus ada akan tetapi diperlukan untuk membantu memcah
protein
· Asam-asam organic
Berupa
sitrat malat, sukinat atau fumarate. Asam- asam amino ini membantu dalam
perumbuhan sel sel pada jaringan pada medium ammonium sebagai sumber nitrogen.
· Substansi Kompleks
Berupa
protein hidroksilat, yeast eksrak, dan zat organic tumbuhan seperti air kelapa,
endosperm jagung dan macam-macam jus buah.
· Agar- agar
Yaitu
untuk media padat 0,8-1% kelarutan. Keuntungan dari pemakaian agar-agar adalah
: Agar-agar membeku pada suhu 45° C dan mencair pada suhu 100° sehingga dalam
kisaran suhu kultur, agar-agar akan berada dalam keadaan beku yang stabil, Tidak dicerna oleh enzym tanaman, Tidak bereaksi
dengan persenyawaan-persenyawaa penyusun media.
Macam-macam medium
1. Metode
semi padat
alasan digunakannya semi padat yaitu eksplan
yang kecil mudah terlihat dalam media padat; selama kultur eksplan tetap berada
pada orientasi yang sama; eksplan berada di atas permukaan media sehingga tidak
diperlukan teknik aerasi tambahan pada kultur; orientasi pertumbuhan tunas dan
akar tetap; dan kalus tidak pecah seperti jika ditempatkan pada media cair.
Namun penambahan agar dalam beberapa kasus dapat menghambat pertumbuhan karena:
agar mungkin mengandung senyawa penghambat yang dapat menghambat morfogenesis
beberapa kultur atau memperlambat pertumbuhan kultur; eksudasi fenolik dari
eksplan terserap oleh media yang menempel dengan eksplan sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan eksplan;
agar harus dicuci bersih dari akar sebelum diaklimatisasi dilakukan
(Adriana,2010).
2.
Metode
Padat (Solid Method)
Media padat adalah media yang mengandung
semua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman dan kemudian dipadatkan
dengan menambahkan zat pemadat. Zat pemadat tersebut dapat berupa agar-agar
batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng yang yang memang
khusus digunakan untuk media padat untuk kultur jaringan. Media yang terlalu
padat akan mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar sulit untuk menembus ke
dalam media. Sedangkan media yang terlalu lembek akan menyebabkan kegagalan
dalam pekerjaan. Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam.
3.
Metode
Cair (Liquid Method)
Penggunaan metode cair ini kurang praktis
dibandingkan dengan metode padat, karena untuk menumbuhkan kalus langsung dari
ekspaln sangat sulit sehingga keberhasilannya sangat kecil dan hana
tanaman-tanaman tertentu yang dapat berhasil.Oleh karena itu, penggunaan media
cair lebih ditekankan untuk suspensi sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (prtocorm
like bodies).Dari protokormus ini nantinya dapat tumbuh menjadi planlet apabila
dipindahkan kedalam media padat yang sesuai. Pembuatan media cair jauh lebih
cepat daripada media padat, karena kita tidak perlu memanaskannya untuk
melarutkan agar-agar.Media cair juga tidak memerlukan zat pemadat sehingga
keadaannya tetap berupa larutan nutrein
4.
Media
Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara
makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Nutrien yang tersedia di
media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh
organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi.
Daftar pustaka :
Gunawan, L.W. 1992. Teknik Kultur Jaringan
Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yusnita.
2004. Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman secara Efisien. Agromedia
Pustaka. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar