Pengertian
Klasifikasi Iklim
Di Indonesia
pengklasifikasian iklim dimulai sejak tahun1950.Pada tahun 2010, Barry dan Chorley menyebutkan bahwa klasifikasi iklim
membahas hubungan antara iklim dengan vegetasi atau iklim dengan tanah selain
hubungannya dengan manusia.Sedangkan menurut Koesmaryono dan Handoko pada tahun 1988 berpendaat bahwa ada tiga hal yang terkait
dengan sistem pengklasifikasian iklim yaitu Kebutuhan keilmuan, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan
filosofis
MACAM-MACAM
KLASIFIKASI IKLIM
Menurut Barry dan Chorley (1976)
dibedakan menjadi 2 kelompok:
1. Klasifikasi iklim secara genetik
Menghasilkan klasifikasi untuk
wilayah yang luas namun tingkat ketelitiannya kurang dibandingkan dengan
klasifikasi secara empirik yang lebih fokus pada kawasan atau daerah sempit.Contoh: Klasifikasi iklim menurut daerah penerimaan
radiasi surya
2. Klasifikasi iklim secara empirik
Didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur iklimUmumnya hasil
klasifikasinya berupa daerah yang lebih sempit bila dibandingkan dengan
klasifikasi iklim secara genetik namun lebih teliti.contohnya klasifikasi berdasarkan pertumbuhan
vegetasi
Sistem
klasifikasi iklim koppen
Didasarkan pada
hubungan antara iklim (suhu dan hujan rata-rata) dengan pertumbuhan.Menurut Koppen vegetasi yang hidup secara alami
menggambarkan iklim tempat tumbuhnya.Oleh karena itu batas-batas klasifikasi
iklim Koppen berkaitan dengan batas-batas penyebaran vegetasi.
Klasifikasi
iklim Koppen disusun berdasarkan lambang dan simbol tipe iklim yang menunjukkan sifat dan corak
masing-masing tipe tanda, yang terdiri dari kombinasi huruf yaitu:
·
huruf pertama (huruf besar) : Tipe
utama
· huruf kedua (huruf kecil) : pengaruh hujan
·
huruf ketiga (huruf kecil) : suhu
udara
·
huruf keempat (huruf kecil) : sifat-sifat
khusus
secara umum apabila dalam perumusannya telah sampai
pada kombinasi dua huruf maka telah dianggap cukup untuk mencirikan iklim suatu
daerah secara umum
koppen membagi tiga utama menjadi lia kelas yaitu:
1.
Tipe
A (Iklim hujan tropik)
2.
Tipe B (Iklim kering)
3.
Tipe C (Iklim sedang berhujan)
4.
Tipe D (Iklim hujan dingin)
5.
Tipe E (Iklim kutub)
Pengaruh
hujan digambarkan sebagai huruf kedua yang terdiri atas:
•
f
(selalu basah, hujan setiap bulan > 60 mm)
•
s
(bulan-bulan kering jatuh pada musim panas)
•
S
(semi arid (steppa atau padang rumput)
•
w
(bulan-bulan kering jatuh pada musim dingin (winter)
•
W
(arid/padang pasir)
•
m
(khusus untuk kelompok tipe A digunakan lambang m (monsoon) yang berarti musim
kemaraunya pendek, tetapi curah hujan tahunan cukup tinggi sehingga tanah cukup
lembab dengan vegetasi hujan hutan tropik.
•
F
(daerah tertutup es abadi)
Selanjutnya
pengaruh suhu dilambangkan sebagai huruf ketiga yang terdiri atas:
•
a
(suhu rata-rata dari bulan terpanas > 22.2 oC)
•
b
(suhu rata-rata dari bulan terpanas <22.2 oC dan paling sedikit
empat bulan sehunya > 10 oC)
•
c
(hanya 1-4 bulan suhunya > 10 oC dan suhu bulan terdingin >
-38 oC.)
•
d
(suhu bulan terdingin < 38 oC)
•
e
(suhu rata-rata tahunan < 18 oC)
•
i
(perbedaan suhu antara bulan terpanas dan terdingin < 5 oC)
•
k
(suhu rata-rata tahunan < 18 oC dengan suhu bulan terpanas 18 oC)
•
l
(suhu semua bulan antara 10-22 oC)
Berdasarkan dua
kombinasi huruf pertama maka ada 12 tipe iklim menurut klasifikasi iklim
Koppen:
1.
Daerah iklim hujan tropik : Af, Aw
dan Am
2.
Daerah iklim kering : BS, BW
3.
Daerah iklim sedang berhujan : CF, Cs dan Cw
4.
Daerah iklim hujan dingin : Ew, EF
Sistem
klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson
Sistem klasifkiasi ini sangat terkenal di Indonesia
Banyak digunakan
dalam bidang kehutanan dan perkebunan
Penentuan tipe
iklim menurut klasifikasi ini hanya memperhatikan unsur iklim curah hujan (CH)
dan memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun. Kriteria yang
digunakan adalah penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah pada
masing-masing bulan setiap tahun. Kriterianya sebagai berikut:
-Bulan kering (BK) : bulan dengan hujan < 60 mm
- Bulan lembab (BL) : bulan dengan hujan antara 60 – 100 mm
- Bulan basah (BB) : bulan dengan
hujan > 100 mm
Schmidt-Ferguson
menentukan jumlah BK, BL, dan BB tahun demi tahun selama periode pengamatan,
kemudian dijumlahkan dan dirata-ratakan. Penentuan tipe iklimnya menggunakan
nilai Q yaitu sebagai berikut:
Tipe Ikim Schmidt-Ferguson dan Karakteristiknya
Sistem Klasifikasi Iklim Oldemen
1. Klasifikasi ini tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia.
2. Berguna dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia.
3. Oldeman telah membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan
dengan pertanian menggunakan unsur iklim curah hujan.
Kriteria yang digunakan dalam
klasifikasi ini didasarkan pada:
-Bulan Kering (BK): bulan dengan CH<100 mm
-Bulan Lembab (BL): bulan dengan CH 100–200
mm
- Bulan Basah (BB): bulan dengan CH>200 mm
pembagian tipe iklim dan subdividinya
Dalam hubungan dengan Pertanian khususnya tanaman pangan, Oldemen mengemukakan penjabaran tiap-tiap tipe agroklimat sebagai berikut:
Hmmz bagus kak, boleh mesen judul kagak hihi
BalasHapusjudulnya apa
BalasHapus