Assalamualaikum temen-temen..
Gimana nih kabarnya ??
Semoga kalian semua sehat selalu dan
segala urusan dimudahkan.. Aamiin
Kali ini saya akan
berbagi sedikit cerita dan berbagi pengalaman mengenai stasiun BMKG Bogor terkait
sejarah, cakupan wilayah hingga alat-alat yang tersedia di BMKG Bogor.
Baca selengkapnya ya :)
1.
Sejarah
BMKG
Berdasarkan informasi yang saya dapat dari
narasumber BMKG Bogor adalah sebuah UPT yang merupakan balai wilayah yang
mempunyai 5 balai di bawah nauangan deputi 2 Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika. Karena informasinya kurang lengkap akhirnya saya mengunjungi situs
BMKG untuk melihat sejarah lengkapnya.
Sejarah pengamatan meteorologi dan
geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841, diawali dengan pengamatan yang
dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Pada
tahun 1866, diresmikan oleh Pemerintah Hindia Belanda menjadi instansi
pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau
Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. BMKG Bogor
mengalami banyak perubahan nama Meteorologisch en Geofisiche Dienst (1947),
Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan
Umum(1949), Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan(1955), kemudian dikembalikan menjadi menjadi Jawatan Meteorologi
dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara(1960) Terakhir, melalui
Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika
berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.Pada tanggal 1
Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. https://www.bmkg.go.id/profil/?p=sejarah
2.
Cakupan
Wilayah
Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor melayani
jasa data iklim, curah hujan, jumlah penguapan, angin, dan jumlah sambaran
petir di wilayah Jawa Barat. BMKG Bogor bekerja sama dengan sejumlah pos hujan
di wilayah Jawa Barat. BMKG Dramaga berlokasi di IPB – Situgede, Bogor Barat,
Kota Bogor.
3.
Alat-alat
Ukur
Alat-alat ukur yang terdapat di BMKG Bogor
diletakkan di tempat yang sangat luas dan di tanah yang datar, kemudian jauh
dari bangunan dan pohon-pohon besar. Hal ini bertujuan untuk menghindari
hal-hal yang tidak di inginkan seperti pohon tumbang, tanah longsor dan
lain-lain. Alat- alat yang terdapat di BMKG Bogor antara lain :
a. Penakar
Hujan Manual Type Observatorium
mengukur jumlah
curah hujan selama 24 jam. Jumlah curah
hujan yang tertampung
akan dituangkan melalui
kran dan ditakar
dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm.
Pengamatan dilakukan jam 07.00 pagi dengan membuka kran dan
menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang
menunjukkan jumlah curah hujan. Data curah hujan akan menunjukan suatu kondisi musim
hujan atau musim kemarau dengan melihat akumulasi rata-rata curah hujan yang
terjadi di wilayah Jawa Barat.
b. Lysimeter
Berfungsi untuk mengukur jumlah
evapotranspirasi pada sebidang tanah bervegetasi secara langsung. Unsur yang diamati adalah besarnya penguapan
yang berlangsung pada sebidang tanah yang bervegetasi. Bak lisymeter ini berbentuk
segiempat. Tanah digali sedalam 1 m2, untuk setiap kedalaman lapisan
tanah dipisahkan 20 cm sampai kedalaman 1.25 m2 dengan memasukkan
baja lisimeter, kerikil, ijuk, pasir halus. kemudian masukkan lapisan tanah 20
cm yang berasal dari galian sebelumnya. Tunggu tanah sampai jenuh dan padat.
Pengamatan
di lakukan mulai pada pagi hari dengan mengisi bak misalnya 10 liter, lalu pada
jam 17.00 WIB air disedot atau dikeluarkan dengan menggunakan pompa untuk
dilakukan pengamatan evapotranpirasinya. Jika pada saat disedot hanya 7 liter
air yang tersisa. Maka, nilai evapotranspirasi bisa dihitung dengan rumus yaitu
air siraman + air curah hujan – air yang disedot.
c. Menara
Cuaca (Towering Climatology)
Berfungsi sebagai tempat
alat - alat untuk mengukur profil iklim
mikro pada 3 ketinggian yang
berbeda
yaitu 4 m, 7 m, dan 10 m dari permukaan tanah.
Pada masing - masing ketinggian
terdapat sangkar meteorologi dan cup
counter anemometer.
d. Open
Pan Evaporimeter
Alat ini Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan
pada periode waktu tertentu. Tinggi air dari bibir panci ± 5 cm, bila air
berkurang harus segera ditambah agar besarnya penguapan sesuai. Alat ini tidak
boleh dimasukkan benda apapun karena air yang keluar akan diangkap penguapan
sehingga data yang dihasilkan tidak akurat.Pengamatan dilakukan 3 kali yaitu
Jam 07.30, 13.30, 17.30 WIB
e. Thermometer
Tanah
Alat ini Berfungsi
untuk mengukur suhu tanah dengan
kedalaman yang berbeda, yaitu : 0
cm 2
cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Thermometer ini menggunakan cairan
air raksa dan diletakkan di dalam tanah yang permukaan tanahnya berumput
pendek, dan
tanah gundul. Bagian bawah bola thermometer diisi dengan
parafin/lilin, hal ini bertujuan
untuk memperlambat perubahan suhu. Jadi,
ketika thermometer diangkat ke atas permukaan
tanah saat pengamatan atau pembacaan
maka suhu yang dihasilkan tidak akan jauh berbeda
dengan di dalam tanah. Waktu
pengamatan dilakukan 3 kali yaitu 07.30,
13.30, 17.30 WIB.
f. Cup Counter Anemometer
Berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata
selama periode tertentu. terdiri dari 3 buah mangkok yang akan berputar bila
tertiup angin , pada bagian bawah mangkok terdapat angka counter yang mencatat
perputaran mangkok tersebut,. Untuk mengetahui kecepatan rata-rata angin pada
periode waktu tertentu maka hasil saat pengamatan dikurangi dengan hasil data
sebelumnya kemudian di bagi dengan periode tertentu. Dilakukan tiga kali
pengamatan pada pukul 07.00, 14.00,
18.00 WIB.
g. Sangkar Meteorologi
Sangkar
meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca tertentu,
agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan. Di dalam
sangkar meteorology terdapat thermometer minimum dan maksimum serta thermometer
bola kering dan bola basah.
h. AAWS (Automatic Agroclimate Weder Station)
Alat ini mengamati semua unsur cuaca secara otomatis. unsur
yang diamati antar lain: curah hujan, arah, dan kecepatan angin, suhu udara,
kelembaban udara, radiasi matahari, kadar air tanah, evaporasi, dan suhu tanah..
Pada alat ini terdapat logger yang berfungsi untuk mengumpulkan dan mengolah
semua data, kemudian akan dikirmkan setiap 10 menit menggunakan jaringan
internet.
i. Campbell Stokes
Alat ini berfungsi untuk mengukur lama
penyinaran matahari dalam satu hari. Alat
ini terdapat bola kaca yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar matahari ke
titik focus, kemudia di bawah bola tersebut terdapat kertas yang mempunyai
skala jam. Pengamatan ini dilakukan dengan melihat bagian kertas yang terbakar,
panjang jejak atau bekas bakaran akan
menunjukan lamanya penyinaran matahari.
j. Aktinograf Bimetal
Alat ini berfungsi
untuk mengukur radiasi
matahari dalam waktu
satu hari. alat ini terdapat duah
buah plat atau lempengan yang berbeda warna sebagai sensor yaitu warna hitam
dan putih. Ketika terdapat sinar matahari maka akan terjardi pemuaian. Plat putih
akan memantulkan sinar matahari sedangkan plat hitam akan menyerap sinar
matahari. sehingga akan menimbulkan gerak pena pada kertas pias yang dipasang slinder
jam. Perbedaan selisih pemuaian tersebut akan dijadikan sebagai dasar
perhitungan radiasi matahari dalam satu hari. Kertas pias akan di pasang pada
pukul 07.00 WIB dan akan diangkat pada pukul 18.00 WIB.
k. ASRS
(Automatic Sun Radiantion System)
Alat ini berfungsi untuk mengukur radiasi matahari. Alat ini
terdapat sensor automatis dengan mengikuti arah matahari dari terbit
hingga terbenam. Data yang terkumpul dalam logger akan langsung dikirimkan
setiap 10 menit.
mungkin itu saja alat-alat yang ada di stasiun BMKG Bogor yang dapat saya ceritakan, masih banyak alat-alat lainnya yang bisa di baca lengkap di situs BMKG.
Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa tinggalkan kritik dan saran yang membangun ya :)
Wassalamualaikum wr.wb