Perusahaan perlu
melakukan pengukuran atas kinerja mereka, karena ini akan menentukan berhasil
atau tidaknya sumber daya manusia dalam mendukung aktivitas bisnis perusahaan
untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan perusahaan. sahaan. (Moeheriono, 2010).
Kaplan dan Norton pada tahun 1992 memperkenalkan teknik pengukuran kinerja yang
melibatkan pengukuran aspek finansial dan non finansial, dikenal dengan istilah
Balanced Scorecard. Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam
berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun ke dalam empat perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Berdasarkan pada model Balanced
Scorecard, dikembangkan suatu alatbaru dalam manajemen sumber dayamanusiadan
pengukuran kinerja karyawan yaitu Human Resources Scorecard. Model ini
diperkenalkan oleh Brian E. Becker, Mark A. Huselid, dan Dave Ulrich pada tahun
2001.
Human Resource Scorecard adalah Balance Scorecard yang dikembangkan oleh Departemen SDM untuk menyelaraskan strategi pengelolaan SDM dengan strategi perusahaan sekaligus untuk mengukur kinerja dan kontribusi SDM dalam mendukung pencapaian strategi perusahaan. HR Scorecard sebagai konsep yang diturunkan dari konsep balance scorecard dalam perkembangannya dimaknai sebagai suatu sistem manajemen yang digunakan untuk menjembatanikesenjangan antaraapayang biasanya diukur oleh Departemen SDM dengan apa yang sebenarnya penting bagi perusahaan. HR Scorecard memiliki dua fungsi ganda, yaitu sebagai metode perancangan strategi dan juga sebagai alat pengukuran kinerja.
Dharma dan Sunatrio (2006:78) menyatakan HR Scorecard adalah "suatu pendekatan baru dalam pengukuran kinerja sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi. Model pengukuran ini sangat penting bagi manajer sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan di masa depan mengingat lingkungan selalu berubah”. Sedangkan Nabila (2015) menyatakan "Human Resource Scorecard adalah alat untuk mengukur dan mengelola kontribusi strategis dari peran human resource dalam menciptakan nilai untuk mencapai strategi perusahaan.
HR
Scorecard memberikan keuntungan dan manfaat perusahaan, yaitu:
1.
HR Scorecard dapat memaksimalkan human resources dalam mengendalikan biaya yang
dikeluarkan dan nilai yang dikontribusikan pada perusahaan.
2.
HR Scorecarddapatmemberikan gambaran yang jelashubungan sebab akibatantar
departemen.
3. HR Scorecard dapat memaksimalkan human
resources secara profesional dan mengelola tanggung jawabnya yang strategic.
4.
HR Scorecard fleksibel dalam pengimplementasiannya (Moeheriono, 2009:150).
Perspektif
dalam Human Resource Scorecard Secara diagram HR Scorecard terdiri dari empat
perspektif yaitu, perspektif financial, pespektif customer, perspektif internal
business process dan perspektif learning and growth. Perspektif yang dimaksud
disini berarti fokus pandangan. Menurut Kaplan dan Norton (1992), Perspektif
ini digunakan untuk menyusun key performance indicator. KPI tersebut harus
mampu menjawab 4 pertanyaan perspektif berikut:
1. Financial perspective: How should we appear to our stakeholders?
1. Financial perspective: How should we appear to our stakeholders?
2.
Customer perspective: How should we appear to our customers?
3.
Internal business processes perspective:What processes must we excel at?
4.
Learning and growth perspective: How can we sustain our ability to change and
improve?
Keempat
pespektif ini menjadi peta wilayah dimana strategi-strategi yang relevan akan
dikelompokkan berdasarkan wilayah tersebut. Bagan tersebut kemudian disebut
sebagaipetastrategi(strategymap) yang berisisasaran strategi(strategyobjective)
dari organisas
Dalam HR Scorecard,
keempatperspektif menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat
perspektif dalam HRS membantu pemilik organisasi untuk melakukan manajemen
strategiperusahaan dan jugadapatdigunakan sebagaialatbantu pengukuran kinerja
(Kaplan dan Norton 1992). Penjelasan untuk masing-masing pespektif adalah
sebagai berikut:
Perspektif Financial
Perspektif
financial yaitu pendanaan dan pengelolaan keuangan yang diperlukan dalam
mengelolah aktivitas-aktivitas bagian personalia terkait dengan karyawan. Strategi
produktifitas ini dapat dicapai dengan perbaikan struktur biaya dan
pemaksimalan utilitas aset, sedangkan pendekatanan keuangan jangka panjang
dilakukan dengan strategi khusus yang disebut strategi pertumbuhan. Strategi
ini meliputi tiga hal utama yaitu; peningkatan pendapatan, peningkatan penggunaan
aset yang dimiliki dan peningkatan struktur modal.
Perspektif
Customer
Perspektif
customer dalam HR Scorecard mengidentifikasi bagaimana kondisi customer dan
segmen pasar yang telah dipilih oleh organisasi untuk bersaing dengan
kompetitor mereka. Perspektif konsumen memudahkan perusahaan untuk
mensejajarkan hasil konsumen inti mereka mengenai kepuasan, loyalitas, retensi,
akuisisi, danprofitabilitas untuk target konsumen dan pangsa pasar (Kaplan dan
Norton, 1996:63).
Perspektif
Internal Business Process
Internal
Business Process merupakan serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis secara
internal yang kerap disebut dengan rantai nilai (value chain). Aktivitas ini
menggambarkan bagaimanasuatu organisasimelakukan tahapan-tahapan aktvitasdalam
menghasilkan produk/jasa untuk customernya. Dalam perspektif ini, dilakukan
pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi/perusahaan
baik pimpinan maupun bawahan untuk menciptakan suatu produk yang dapat
memberikan kepuasan tertentu bagicustomer dan jugaparastakeholder lainnya.
MenurutKaplan dan Norton (1996-115) setiap bisnis mempunyai tatanan proses yang
unik untuk menciptakan nilai untuk konsumen dan memproduksi hasil keuangannya.
Model ini meliputi tiga proses bisnis yaitu innovation, operations,
postsaleservice.
Perspektif
Learning and Growth
Perspektif
yang terakhir dalam HR Scorecard adalah perspektif Learning and Growth. Kaplan
dan Northon (1996) mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis
untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan
meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat
pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk
berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif diatas dan tujuan perusahaan.